people

Saat Maaf memilih untuk Pergi

Wahai anakku..
Aku kasihan padamu..
Karna aku..
Dan duniaku yg akan menjadi duniamu kelak..
Tak bisa mewarisimu maaf..

Tak usah menangis anakku..
Tangismu tak akan memanggilnya kembali..
Maaf telah pergi..
Pergi meninggalkan duniaku..
Kelak duniamu tak akan mengenal maaf..

Maaf pergi karena dibenci..
Maaf pulang karena ditendang..

Dibenci oleh duniaku..
Ditendang oleh sesamaku..

Maaf datang jauh sebelum ada duniaku..
Hidup berdampingan dgn sesepuhku dan dunianya..
Tp anakku..
duniaku kini bukan dunia sesepuhku..
Tak ada lagi ruang untuk maaf bermukim..
Duniaku telah penuh rasa benci..
Sesamaku lebih senang menyakiti..
Jadi bukankah lebih baik dia pergi?

Anakku..
Entah telingamu sudah bisa mendengarku atau belum..
Nanti ktika kau dewasa..
Ingatlah..
Kalau duniamu pernah dihuni oleh maaf..
Meskipun kau sendiri tak kan pernah tau..
maaf itu apa..
maaf itu seperti apa..

Anakku..
Kelak ktika nanti tenggorokanmu sudah dicekoki keahlian mengadu domba oleh sesamamu.. oleh duniamu..
Jangan jadikan maaf sbg kambing hitam krn telah pergi..
sebab sesamaku dan duniakulah yg berulah..
Hingga maaf jd gerah..
Tak betah dan tak punya rumah..
Jd bukankah lebih baik dia pulang?

Hei anakku..
Tumbuhlah..
Tumbuhlah sendiri..
Sebab aku jg ingin pergi..
Tak sanggup aku melihatmu tumbuh tanpa rasa maaf..

Skali lg kuminta anakku..
Kelak ktika nanti kepalamu sudah ditanami ilmu untuk menemukan oleh sesamamu.. oleh duniamu..
Jangan cari aku..
Sebab aku pasti sudah bahagia disana..
Tempat dmana maaf itu kembali..
Menari brsama para bidadari..
Tanpa rasa benci..
Dan tak saling menyakiti..

0 komentar:

Posting Komentar